Tragedi ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny telah meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat. Sejak kejadian tersebut, tim Disaster Victim Identification (DVI) bekerja keras untuk mengenali para korban dan memberikan kejelasan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Setelah 15 hari pasca-tragedi, proses identifikasi korban yang dilakukan oleh DVI Polda Jawa Timur telah menunjukkan perkembangan signifikan. Tanggal 13 Oktober menjadi momen bersejarah ketika dua jenazah lagi berhasil diidentifikasi, menambah total korban teridentifikasi menjadi 55 orang.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim menjelaskan bahwa tim telah menggunakan metode canggih dalam proses identifikasi, termasuk analisis DNA. Hal ini sangat penting untuk memastikan keakuratan identifikasi dan memberikan kepastian kepada keluarga tentang identitas jenazah.
Proses Identifikasi Korban yang Telah Dilakukan Tim DVI
Pada hari ke-15 setelah tragedi, tim DVI berhasil mengenali dua jenazah melalui analisis DNA dan barang-barang kepemilikan. Ini menunjukkan dedikasi tim dalam melaksanakan tugas yang sangat penting ini.
Kantong jenazah pertama yang teridentifikasi adalah Khafa Ahmad Maulana, seorang remaja berusia 15 tahun. Alamatnya yang tertera adalah di Jalan Cendana, Ngawen, Sidayu, Gresik. Ini merupakan berita yang sangat menyedihkan bagi keluarganya yang selalu menunggu kabar baik.
Kemudian, kantong jenazah kedua yang berhasil diidentifikasi adalah Irham Ghifari, yang berusia 16 tahun. Dia berasal dari Katerungan, Krian, Sidoarjo. Proses identifikasi ini menambah jumlah total korban yang telah dikenali menjadi 55 dari 67 kantong jenazah yang diterima.
Statistik dan Data Korban Tragedi Ambruknya Gedung
Sesuai informasi dari pihak berwenang, masih ada 9 kantong jenazah yang belum teridentifikasi dan 8 orang korban lainnya masih dalam pencarian. Penanggulangan serta dukungan kepada keluarga korban menjadi prioritas utama pemerintah dan tim DVI.
Statistik menunjukkan adanya 63 laporan mengenai orang hilang yang dialami keluarga-keluarga yang terdampak tragedi. Data ini membantu tim dalam proses identifikasi dengan memastikan tidak ada yang tertinggal.
Identifikasi yang telah berhasil dilakukan memberikan sinyal harapan bagi keluarga yang masih menunggu. Kejelasan tentang identitas korban penting untuk membantu penyelesaian proses berduka dan memberikan rasa tenang.
Dukungan dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Tragedi
Komunitas masyarakat lokal menunjukkan solidaritas yang tinggi pasca-tragedi ini. Mereka menggalang dukungan bagi keluarga korban dengan berbagai cara, seperti penggalangan dana dan memberikan bantuan logistik.
Pihak pemerintah pun memberikan perhatian khusus, dengan penyediaan sumber daya dan layanan psikologis bagi keluarga yang terkena dampak. Ini menjadi langkah penting dalam proses pemulihan pasca-tragedi.
Pendidikan dan pemahaman keselamatan dalam bangunan juga menjadi perhatian masyarakat. Diskusi tentang keselamatan bangunan di area pondok pesantren mulai muncul untuk mencegah kejadian tragis serupa terulang di masa depan.




