Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Eduart Wolok, menyampaikan pernyataan terkait insiden tragis yang mengakibatkan kematian seorang mahasiswa bernama JM saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mapala. Eduart mengungkapkan komitmennya untuk melakukan penegakan disiplin melalui sanksi bagi pihak-pihak yang terlibat, serta pembubaran organisasi jika terbukti ada hubungan antara kegiatan diksar dan kematian JM.
Dalam pernyataannya, Eduart menegaskan bahwa pihak universitas akan melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden ini. Ia menyatakan bahwa tindakan tegas akan diambil jika ada indikasi keterlibatan mahasiswa dalam pelanggaran yang berujung fatal tersebut.
“Kami akan menunggu hasil investigasi tim kami. Jika ada bukti yang menunjukkan keterlibatan mahasiswa, sanksi seperti skorsing bisa dikenakan,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Investigasi dan Penegakan Hukum dari Pihak Universitas
Eduart mengungkapkan bahwa tim investigasi menemukan bahwa kegiatan diksar tersebut dilaksanakan tanpa izin resmi dari pihak universitas. Hal ini jelas menunjukkan pelanggaran serius yang bisa merugikan semua pihak yang terlibat.
“Sejak awal sudah ada larangan untuk menyelenggarakan diksar tanpa izin, tetapi kegiatan ini tetap dilakukan. Ini adalah pelanggaran yang tidak bisa kita biarkan,” jelasnya lebih lanjut.
Rektor menambahkan bahwa universitas akan menindaklanjuti kematian JM sesuai dengan peraturan akademik dan hukum yang berlaku. Tindakan tegas diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa depan.
Dampak dan Tanggapan dari Masyarakat Universitas
Kematian JM ini mengundang perhatian luas dari kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Banyak yang merasa prihatin sekaligus marah atas kejadian yang di anggap tidak sepatutnya ini terjadi di lingkungan kampus.
Mahasiswa lainnya meminta transparansi selama proses investigasi dan berharap bahwa pihak universitas tidak hanya memberikan sanksi, tetapi juga solusi untuk meningkatkan keselamatan dalam kegiatan di luar kampus.
“Kami ingin upaya nyata dari universitas agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ungkap salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Reaksi Pihak Berwenang dan Terus Berjalannya Proses Internal
Pihak universitas telah berkoordinasi dengan aparat terkait untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai kepatutan. Eduart menegaskan bahwa jika ada indikasi pelanggaran pidana, pihaknya akan mendorong penegakan hukum.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan otoritas yang berwenang agar kasus ini diusut tuntas,” katanya. Hal ini menjadi harapan bagi keluarga korban yang menginginkan keadilan bagi JM.
Pihak universitas juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap semua kegiatan organisasi mahasiswa untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pentingnya Keselamatan dalam Kegiatan Mahasiswa di Kampus
Insiden yang menewaskan JM ini mengingatkan semua pihak akan pentingnya keselamatan dalam semua kegiatan mahasiswa, terutama yang melibatkan aktivitas fisik dan di luar ruangan. Setiap kegiatan harus memenuhi standar keselamatan untuk melindungi mahasiswa.
Pendidikan keamanan dan keselamatan sangat diperlukan agar mahasiswa memahami risiko yang mungkin dihadapi. Ini adalah tanggung jawab bersama antara pihak universitas dan mahasiswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman.
“Kita perlu bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan yang dilakukan, bukan hanya saat diksar saja,” ungkap salah satu dosen di universitas tersebut.