Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja berlangsung dan menciptakan ketegangan dalam kepemimpinan partai. Dua tokoh utama yang diklaim sebagai Ketua Umum terpilih adalah Mardiono dan Agus Suparmanto, masing-masing mewakili kepentingan yang berbeda dalam organisasi ini.
Pimpinan Sidang Muktamar X, Amir Uskara, mengumumkan Mardiono sebagai ketua umum baru setelah menerima dukungan dari 1.304 muktamirin. Namun, pengumuman tersebut segera menuai kontroversi dan penolakan dari sebagian anggota partai yang merasa tidak sepakat.
Penasihat PPP, Muhamad Romahurmuziy, yang lebih dikenal sebagai Romy, menyatakan bahwa keputusan Mardiono tidak sah. Nyatanya, Muktamar seharusnya berlanjut hingga malam dan pertunjukan show-of-hands dalam penetapan kepemimpinan ini dianggap prematur oleh banyak anggota.
Muktamar X PPP dan Kontroversi Kepemimpinan
Muktamar X PPP yang berlangsung dari 27-29 September ini bertujuan untuk membahas berbagai aspek penting, termasuk kepemimpinan. Namun, tepat di tengah kegiatan, pengumuman aklamasi terhadap Mardiono menciptakan perpecahan.
Romy menegaskan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi merupakan klaim sepihak yang berpotensi memecah belah organisasi. Dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap metode pemungutan suara yang tidak transparan.
Pemerintah pun berkomentar terkait hal ini, dengan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM menegaskan bahwa kepengurusan PPP tidak akan diakui bila konflik ini tidak diselesaikan. Suara anggota partai yang tidak setuju ingin agar Muktamar berlangsung lebih dibuka dan demokratis.
Perfil Dua Calon Pemimpin PPP
Bagi banyak pihak, mengenali kedua tokoh ini sangat penting dalam konteks internal PPP. Mardiono, seorang politisi berpengalaman, telah menjabat sebagai bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden. Memimpin PPP sejak September 2022, dia memiliki rekam jejak yang cukup mentereng dalam dunia politik.
Di sisi lain, Agus Suparmanto, adalah mantan Menteri Perdagangan yang mendapatkan banyak perhatian karena keberhasilannya dalam kementerian selama masa pemerintahannya. Ia merupakan figur yang telah lama berkecimpung dalam olahraga anggar dan berkarir di bidang usaha.
Mardiono memiliki latar belakang politik yang kuat, sementara Agus membawa pengalaman dari dunia bisnis dan pemerintahan, menciptakan dua wajah yang berbeda bagi partai. Ketegangan di antara mereka mencerminkan dinamika yang lebih luas di dalam PPP.
Kedua Calon dan Latar Belakang Mereka
Mardiono berasal dari Yogyakarta dan lahir pada 11 Juli 1957. Karirnya menjangkau sektor publik dan swasta, dia dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang menduduki sejumlah posisi penting di berbagai perusahaan. Menjadi bagian dari Kamar Dagang dan Industri Banten, ia mengembangkan jejaring yang luas.
Dalam laporan harta kekayaan yang diajukan ke KPK, Mardiono mencatat nilai kekayaan yang cukup signifikan. Ini menunjukkan betapa dia memiliki aset dan pengaruh yang cukup besar dalam partai dan di luar itu.
Sementara itu, Agus Suparmanto lahir pada 23 Desember 1965. Ia adalah Ketua Umum pengurus besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia dan memiliki karir di dunia bisnis sebagai Direktur Utama PT Galangan Manggar Biliton. Agus pun memiliki pengalaman menteri yang memperkuat posisinya dalam politik.