Legenda ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, resmi mengakhiri karier mereka pada awal tahun 2025. Meskipun telah mengukir prestasi gemilang di kancah bulu tangkis, Hendra Setiawan mengungkapkan satu penyesalan yang menyelimuti perjalanan mereka, yaitu ketidakmampuan meraih medali Olimpiade saat berpasangan dengan Ahsan.
Ahsan dan Hendra dikenal sebagai pasangan yang menonjol di dunia bulu tangkis, dijuluki “The Daddies” karena kombinasi pengalaman dan ketenangan mereka di lapangan. Dalam perjalanan karier mereka, banyak pencapaian yang diraih, tetapi satu hal menjadi catatan tersendiri bagi Hendra, yaitu kegagalan dalam mencapai podium Olimpiade, yang semakin menambah kesan mendalam dalam perjalanan mereka berdua.
Dengan berbagai gelar bergengsi yang telah dimiliki, penyesalan ini mencerminkan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap atlet. Hendra mengakui bahwa meskipun mereka telah berusaha semaksimal mungkin, ada sesuatu yang tetap tidak dapat mereka capai, yaitu meraih medali pada ajang olahraga paling bergengsi tersebut.
Penyesalan yang Menghantui di Ajang Olimpiade
Selama menjalani duet yang sukses, Ahsan dan Hendra dikenal sebagai salah satu pasangan paling mengesankan. Namun, di tengah kesuksesan tersebut, ada satu pencapaian yang gagal mereka raih: medali Olimpiade, yang menjadi impian setiap atlet. Keduanya telah berpartisipasi dalam dua edisi Olimpiade, yakni Rio de Janeiro 2016 dan Tokyo 2020, tetapi selalu pulang tanpa membawa medali.
Performa mereka di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjadi kenangan pahit ketika mereka tersingkir di babak penyisihan grup. Begitu juga dalam perhelatan Tokyo 2020, meskipun hampir meraih medali perunggu, mereka harus menelan kekecewaan di babak perebutan medali. Pertandingan ini menunjukkan betapa sulitnya persaingan di level tertinggi yang dihadapi mereka.
“Kami berdua merasa penyesalan yang mendalam, karena hiang medali Olimpiade adalah sesuatu yang kami harapkan. Dua kali kesempatan kita coba, tapi tetap tidak berhasil, sekarang yang terpenting adalah bersyukur atas apa yang telah diraih,” ungkap Hendra pada konferensi pers di Istora Senayan.
Kisah Kesuksesan dan Tantangan dalam Karier
Sebelum berpasangan dengan Ahsan, Hendra pernah merasakan manisnya meraih medali emas Olimpiade saat berpasangan dengan Markis Kido di Beijing 2008. Pengalaman tersebut memberi Hendra perspektif yang berbeda, tetapi penyesalan terkait pencapaian bersama Ahsan selalu ada di dalam benaknya. Hal ini menjadi pengingat akan komitmen dan kerja keras yang telah mereka lakukan selama ini.
Di saat yang sama, Ahsan pun mengenang masa-masa ketika mereka terpaksa berpisah pada tahun 2016. Sempat bermain dengan pasangan lain di tahun 2017, keduanya akhirnya merasakan betapa pentingnya pertemanan dan sinergi yang telah terbangun. Kembalinya mereka bersatu pada awal 2018 memperlihatkan betapa besar rasa saling percaya di antara mereka, yang menjadi kunci kesuksesan di lapangan.
Baik Ahsan maupun Hendra memahami bahwa setiap perjalanan memiliki liku-liku sendiri. Mengalami momen sulit dan terpisah membuat mereka menyadari arti sejati dari kolaborasi dan komitmen. Kembali bersatu, mereka berhasil menciptakan momen berharga dalam karier yang mengantarkan mereka ke puncak dunia bulu tangkis.
Meneliti Perjalanan Karier yang Penuh Warna
Perjalanan karier Ahsan dan Hendra tidak hanya sekadar cerita tentang keberhasilan, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga. Setiap kemenangan dan kekalahan pun meninggalkan jejak yang mendalam dalam diri mereka. Pengalaman ini tidak hanya membentuk atletik mereka, tetapi juga karakter dan mentalitas keduanya di dalam dan luar lapangan.
Saat melihat kembali momen-momen penting dalam karier mereka, terlihat jelas betapa keduanya telah berjuang melewati berbagai tantangan. Dari pertandingan yang penuh tekanan hingga masa-masa sulit, ketahanan mental menjadi salah satu faktor penentu. Ini menjadi landasan bagi generasi muda atlet untuk memahami makna sejati dari kedisiplinan dan semangat juang.
Selain pencapaian di lapangan, hubungan baik antara Ahsan dan Hendra menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka bukan hanya sahabat di lapangan, tetapi juga di luar arena bulu tangkis. Kerjasama dan dukungan satu sama lain menjadi contoh nyata tentang arti persahabatan sejati dalam dunia olahraga yang kompetitif.




