Kisah Fu Hai Feng sebagai pebulu tangkis yang berbakat menarik perhatian dunia. Terutama ketika ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan Hendra Setiawan, seorang legenda bulu tangkis Indonesia.
Fu dikenal sebagai spesialis ganda putra dan telah berkolaborasi dengan sejumlah pasangan, termasuk Cai Yun dan Zhan Nan. Kariernya yang cemerlang menjadikannya salah satu atlet terkemuka dalam sejarah bulu tangkis.
Kisah Menarik di Balik Kompetisi Internasional
Bersama Cai Yun, Fu berhasil meraih medali emas pada Olimpiade London 2012. Prestasi tersebut semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik di dunia.
Empat tahun kemudian, ia kembali meraih medali emas saat berpasangan dengan Zhang Nan. Momen-momen bersejarah ini adalah bukti komitmen dan kerja keras Fu di dunia bulu tangkis.
Selain Olimpiade, Fu dan Cai memiliki rekor yang mengesankan di kejuaraan All England. Mereka menjuarai turnamen ini sebanyak dua kali, pada tahun 2005 dan 2009, menunjukkan dominasi mereka di kancah internasional.
Pencapaian Luar Biasa Bersama Tim Nasional
Fu dan Cai juga menjadi andalan tim nasional China dalam kejuaraan beregu. Mereka membantu tim China meraih lima Piala Thomas secara beruntun antara tahun 2004 hingga 2012.
Kesuksesan ini tidak hanya meningkatkan reputasi mereka, tetapi juga membawa kebanggaan bagi negara. Fu turut berkontribusi dalam enam gelar Piala Sudirman secara berturut-turut.
Saat berkompetisi, mereka terkenal sulit dikalahkan, menciptakan chemistry yang luar biasa dalam permainan. Kombinasi keterampilan dan strategi mereka menjadi salah satu yang paling diingat dalam sejarah bulu tangkis.
Persaingan yang Mengesankan di Lapangan
Meskipun memiliki banyak kesuksesan, Fu dan Cai juga mengalami kekalahan yang menyakitkan. Pada final China Open 2006, mereka harus mengakui keunggulan Markis Kido dan Hendra Setiawan dengan skor 16-21 dan 16-21.
Kekalahan di Olimpiade Beijing 2008 juga menjadi momen yang tak terlupakan. Dalam pertandingan final, mereka harus menyerah dengan skor 21-12, 11-21, dan 16-21.
Namun, setiap kekalahan justru menjadi motivasi bagi mereka untuk terus berlatih dan meningkatkan performa. Fu tidak pernah kehilangan semangat juangnya meskipun menghadapi berbagai rintangan.




