Kematian Serda Charles Telehala yang merupakan prajurit TNI AD dari Ambon menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan. Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang menegaskan bahwa kematian ini adalah akibat bunuh diri.
Dalam penjelasannya, Kapendam XV/Pattimura, Kolonel Inf Heri Krisdianto, menyampaikan bahwa penyelidikan telah dilakukan secara menyeluruh. Laporan hasil penyelidikan menunjukan bahwa tidak ada indikasi lain, selain bunuh diri, sebagai penyebab kematian Serda Charles.
Penyelidikan Mendalam Terhadap Kematian Serda Charles Telehala
Penyelidikan yang dilakukan oleh Kodam VI/Mulawarman menunjukkan hasil yang jelas. Informasi tersebut diperoleh dari laporan penyelidikan resmi yang menyatakan kematian Serda Charles disebabkan oleh gantung diri.
Tim Forensik yang dipimpin oleh dr. Heryadi Bawono Putro telah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tersedia temuan medis yang kuat mendukung kesimpulan ini dengan indikasi “Incomplete Hanging” yang menunjukkan posisi dan kondisi saat ditemukan.
Sebagian keluarga almarhum meminta dilakukan autopsi ulang untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut. Namun, menurut Heri, proses penyelidikan awal sudah sangat komprehensif, dan hasil pemeriksaan medis cukup untuk menjelaskan penyebab kematian.
Alasan Pemakaman dan Prosedur Militer
Sebagai hasil penyelidikan, pemakaman Serda Charles tidak dilakukan secara kedinasan. Pemakaman ini tidak mendapat pembalutan Bendera Merah Putih seperti yang biasa dilakukan untuk prajurit yang gugur dalam tugas.
Heri menjelaskan bahwa hak pemakaman militer hilang jika meninggal karena tindakan yang merusak citra. Implikasi ini menjadi bagian penting dalam proses pemakaman dan penghormatan terhadap almarhum.
Permohonan klarifikasi mengenai kematian dan pemakaman berupaya untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik. Diharapkan, hal ini juga menjadi pembelajaran bagi institusi militer dalam menangani kasus serupa di masa depan.
Kondisi dan Latar Belakang Kematian Serda Charles
Serda Charles Telehala ditemukan pada 11 Agustus 2024 di Barak K (Antasari) Dodikjur Rindam/Mulawarman, Balikpapan. Penemuan ini terjadi dalam kondisi yang sangat tragis dan menyedihkan.
Ketika ditemukan, posisi tubuhnya duduk dengan kaki kanan terlipat, menunjukkan daya tarik emosional dan psikologis yang sangat dalam. Informasi awal menyebutkan bahwa dia mengalami stres berat, yang kabarnya disebabkan oleh masalah hubungan asmara.
Melihat situasi ini, penting bagi institusi militer untuk meningkatkan perhatian terhadap kesehatan mental prajurit. Dukungan psikologis dapat mencegah tragedi serupa terjadi di masa yang akan datang.




