Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo mengalami kerusakan serius setelah tertimpa bangunan baru yang ambruk pada akhir September lalu. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para santri dan struktur bangunan yang ada.
Menurut pihak berwenang, gedung lama yang terletak di lokasi tersebut menunjukkan tanda-tanda kemiringan yang signifikan akibat runtuhnya sebagian struktur bangunan baru. Hal ini membuat proses penanganan menjadi lebih rumit dan memerlukan langkah-langkah yang hati-hati.
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan pernyataan bahwa penanganan terhadap bangunan lama harus dilakukan dengan metode khusus untuk mencegah terjadinya kecelakaan lebih lanjut. Tim teknis segera dikerahkan untuk mengevaluasi kondisi gedung dan menyusun rencana perbaikan yang tepat.
Proses Penanganan Bangunan yang Rentan Runtuh
Strategi pertama yang diambil adalah memasang penopang sementara untuk bangunan yang miring. Hal ini dilakukan agar struktur lama tidak semakin parah sebelum puing-puing yang runtuh dievakuasi.
Teknik pengangkatan material dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak merusak fondasi bangunan lama. Keputusan ini diambil setelah konsultasi dengan ahli konstruksi guna memastikan keselamatan selama proses berlangsung.
Pemasangan penopang akan berlanjut hingga seluruh material runtuhan berhasil diangkat. Para teknisi juga berencana menggunakan teknik pemotongan yang cermat untuk meminimalisir risiko terhadap bangunan yang tersisa.
Tindakan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan lebih lanjut bagi petugas dan juga santri di lokasi. Kesiapan tim untuk menghadapi kemungkinan pergeseran struktur menambah tingkat keamanan dalam setiap langkah yang diambil.
Dengan pendekatan yang sistematis dan melibatkan konsultan ahli, diharapkan penanganan bangunan lama dapat dilakukan secara efisien dan aman. Rencana ini mencerminkan pentingnya respons cepat dalam situasi darurat seperti ini.
Data Korban dan Situasi Terkini
Perkembangan pencarian dan penyelamatan korban menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga data terbaru, total korban yang ditemukan mencapai 150 orang, dengan rincian sebagian besar dalam kondisi selamat.
Ada 53 orang yang dinyatakan meninggal dunia, beberapa di antaranya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Tim SAR Gabungan terus bekerja keras untuk menemukan sisa korban yang masih hilang.
Jumlah korban yang belum ditemukan tercatat sebanyak 10 orang, yang memerlukan upaya lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan mengevakuasi mereka. Situasi ini menjadi fokus utama bagi semua pihak yang terlibat dalam operasi penyelamatan.
Tim penyelamat juga menghadapi tantangan besar dalam proses identifikasi jenazah. Banyak bagian tubuh yang ditemukan membutuhkan pemrosesan yang cermat sebelum proses pemakaman dapat dilaksanakan.
Upaya ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. Dukungan psikologis dan materi juga diberikan kepada para santri serta anggota keluarga korban.
Risiko dan Tindakan Pencegahan yang Diterapkan
Risiko lebih lanjut dari bangunan lama yang miring menjadi perhatian serius. Dikhawatirkan, jika ditangani dengan sembarangan, struktur tersebut dapat runtuh kapan saja.
Pemahaman tentang struktur dan karakteristik bangunan sangat penting dalam menentukan langkah-langkah pencegahan. Analisis yang mendalam diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan yang meningkatkan risiko kecelakaan.
Adanya tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sangat membantu dalam menentukan langkah-langkah yang paling tepat. Kerjasama ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan yang sama.
Evaluasi kondisi bangunan dilakukan secara berkala untuk memantau setiap perubahan. Hal ini bertujuan agar semua tindakan yang diambil tetap relevan dan sesuai dengan situasi yang berkembang.
Informasi terbaru akan terus dibagikan kepada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu. Transparansi dalam komunikasi menjadi kunci dalam mengelola situasi darurat seperti ini.




