Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, di bawah kepemimpinan Gubernur Zainal A. Paliwang, terus berkomitmen untuk memperkuat konektivitas dan pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Dalam upaya mencapai hal ini, Bandara Juwata Tarakan diharapkan bisa menjadi pintu gerbang internasional yang mendukung pertumbuhan regional.
Pada sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di Gedung Klasik Terminal Lama Bandara Juwata, Zainal menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, instansi vertikal, serta masyarakat dalam mewujudkan visi tersebut. Melalui kolaborasi ini, bandara diharapkan bisa memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian lokal.
Menurut Zainal, status internasional Bandara Juwata Tarakan harus bisa memperkuat posisi Kaltara di kancah nasional dan internasional. Dengan demikian, upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan daya saing daerah.
Mendorong Kemandirian Ekonomi Melalui Bandara Juwata
Salah satu harapan besar dari pemulihan status internasional Bandara Juwata Tarakan adalah peningkatan kerja sama bilateral, khususnya dengan Malaysia. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk kegiatan bisnis dan perdagangan antara kedua negara.
Selain memperkuat hubungan antarnegara, status internasional bandara juga diproyeksikan dapat menggerakkan ekonomi lokal. Masyarakat setempat diharapkan mendapatkan berbagai keuntungan dari perkembangan ini, mulai dari lapangan kerja hingga sektor pariwisata.
Pentingnya konektivitas yang lebih baik juga menjadi sorotan dalam diskusi tersebut. Dengan akses yang lebih mudah, diharapkan akan semakin banyak investasi yang datang ke Kaltara, mendorong pembangunan infrastruktur dan peningkatan fasilitas publik.
Pemulihan Status Internasional Bandara Juwata Tarakan
Status internasional Bandara Juwata sempat dicabut berdasarkan kebijakan Kementerian Perhubungan, menjadikannya bandara domestik setelah terjadinya dampak pandemi. Keputusan ini, walau dimaksudkan untuk pemulihan sektor penerbangan, ternyata berdampak negatif bagi Kaltara.
Melihat situasi ini, Zainal tidak tinggal diam. Pada bulan Juni 2025, ia menyampaikan surat resmi kepada Menteri Perhubungan untuk meminta pemulihan status internasional bandara. Tindakannya ini menunjukkan betapa seriusnya komitmen pemerintah daerah terhadap perkembangan Kaltara.
Hasil dari upaya tersebut adalah penerbitan Peraturan Menteri Perhubungan yang menegaskan bahwa Bandara Juwata Tarakan kini telah kembali berstatus internasional. Hal ini menjadi titik balik yang signifikan bagi perekonomian provinsi ini.
Pentingnya Fokus Group Discussion (FGD)
FGD yang diadakan bertujuan untuk menyatukan semua stakeholder dalam mendukung pemulihan status internasional Bandara Juwata. Zainal mengungkapkan bahwa forum ini adalah wadah strategis untuk merumuskan langkah-langkah kongkrit dalam pengembangan bandara.
Melalui diskusi ini, diharapkan akan tercipta sebuah kesepahaman di antara berbagai lembaga dan masyarakat tentang arah pembanguan yang diinginkan. Kesatuan visi akan menjadi kunci keberhasilan dari semua usaha ini.
Zainal juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengembangan bandara. Dengan partisipasi aktif dari semua pihak, diharapkan Bandara Juwata Tarakan dapat menjadi suatu kebanggaan bagi seluruh warga Kaltara.