Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi di sebagian besar kabupaten/kota di Aceh telah mulai pulih. Dalam pernyataannya, dia mencatat 15 dari 18 kabupaten/kota di provinsi tersebut sudah mengalami perbaikan yang signifikan.
Pernyataan ini disampaikan Suharyanto dalam agenda ‘Arahan Presiden Republik Indonesia dari Banda Aceh’ yang membahas penanganan dan pemulihan bencana pada malam hari, dengan harapan bahwa komunikasi dapat terjalin kembali dengan baik di masyarakat. Masyarakat yang terdampak bencana menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi situasi sulit ini.
Dia menambahkan bahwa saat ini ada lima kabupaten/kota yang masih bergantung pada fasilitas komunikasi Starlink, yang diperuntukkan untuk memastikan suara masyarakat dapat terhubung ke luar. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memaksimalkan teknologi dalam situasi darurat.
Situasi Komunikasi dan Upaya Pemulihan di Aceh
Suharyanto menjelaskan bahwa fasilitas komunikas berbasis Starlink disebar di beberapa lokasi penting, termasuk kantor-kantor Kodim dan instansi pemerintahan. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat berkumpul dan tetap terhubung satu sama lain.
“Proses pemulihan akan dilakukan secara bertahap, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada satu sumber komunikasi,” tambahnya. Dia yakin bahwa dalam waktu dekat, semua jaringan komunikasi akan sepenuhnya pulih.
Selain jaringan komunikasi, Suharyanto juga mengungkapkan bahwa sekitar 81 persen pasokan listrik di kawasan yang terdampak sudah berfungsi kembali. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa masyarakat dapat kembali melaksanakan aktivitas sehari-hari mereka dengan lebih baik.
Pemulihan Listrik dan Ketersediaan Air Bersih
Pemulihan infrastruktur penting seperti listrik dan air bersih menjadi fokus utama pemerintah saat ini. Suharyanto menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan seluruh wilayah Aceh mendapatkan kembali akses penuh terhadap layanan dasar ini.
“Kami yakin dalam waktu singkat, seluruh Aceh akan mengalami pemulihan seratus persen,” ujarnya. Penekanan pada ketersediaan layanan air bersih masih menjadi tantangan, dengan beberapa daerah yang membutuhkan perhatian lebih.
Beberapa wilayah seperti Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan Aceh Timur masih mengalami kendala dalam pasokan air bersih. Oleh karena itu, upaya perbaikan terus dilakukan agar masyarakat dapat memperoleh air yang layak dan bersih.
Peran Kolaborasi dalam Penanganan Bencana
Rapat terbatas yang diadakan di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh melibatkan beberapa menteri, Panglima TNI, dan Kapolri. Kolaborasi antarinstansi ini menjadi sangat penting dalam menghadapi tantangan yang ada.
Suharyanto juga menyampaikan bahwa koordinasi ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan dan menentukan langkah-langkah efektif lainnya. Dalam situasi darurat, setiap keputusan yang diambil harus cepat dan tepat agar tidak memperburuk keadaan.
Pemerintah berharap masyarakat dapat tetap bersabar dan tenang selama proses ini berlangsung. Kesadaran akan pentingnya kolaborasi dalam penanganan bencana adalah kunci untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.




