Yogyakarta menjadi saksi penting saat Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menegaskan bahwa semua gelar profesor kehormatan yang dimilikinya adalah sah dan bukan hasil dari pemalsuan. Dalam acara Workshop bertema ‘Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan HKI untuk Masa Depan Berkelanjutan’ yang berlangsung di Balai Senat UGM, Sleman, Megawati menyampaikan pernyataan yang menarik perhatian banyak kalangan.
Dia hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kehadirannya tidak hanya menonjolkan familiaritas dengan dunia penelitian, tetapi juga menunjukkan peran aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Megawati menceritakan pengalamannya saat pertama kali mengenalkan dirinya dengan gelar-gelar akademik di hadapan para peneliti BRIN. Dia ingin memastikan bahwa para peneliti itu tidak meremehkan kemampuannya, sehingga dia dengan bangga memperkenalkan gelar-gelar tersebut.
Peran Megawati dalam Pengembangan Riset dan Inovasi di Indonesia
Dalam sambutannya, Megawati menggambarkan bagaimana pentingnya sinergi antara musuh penelitian dan inovasi untuk kemajuan bangsa. Dia percaya bahwa penguatan hak kekayaan intelektual sangat krusial untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Dia menekankan bahwa riset bukan hanya tentang publikasi, tetapi juga aplikasi praktis dari hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi, harus berkolaborasi dengan lembaga-lembaga riset untuk menghasilkan inovasi yang nyata.
Megawati juga berbicara tentang kebangkitan emansipasi perempuan dalam bidang riset. Dia mengajak peneliti perempuan untuk berani tampil dan berkontribusi lebih banyak, meruntuhkan batasan yang ada selama ini.
Kegiatan Penanaman Pohon sebagai Simbol Komitmen Lingkungan
Salah satu momen menarik dalam acara itu adalah ketika Megawati melakukan penanaman pohon Bodhi di halaman Balairung UGM. Aktivitas ini bukan sekadar simbolis, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan biodiversitas.
Pohon Bodhi, yang dikenal sebagai simbol pengetahuan dan pencerahan, dipilih Megawati sebagai lambang harapan untuk generasi mendatang. Menurutnya, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban semua pihak, terutama para ilmuwan.
Dalam hal ini, Megawati menunjukkan keteladanan yang diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dia percaya bahwa setiap individu dapat berkontribusi, sekecil apapun, dalam menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia.
Inovasi Hasil Riset yang Dipamerkan di Acara
Acara tersebut juga menjadi ajang untuk memamerkan berbagai hasil riset dan inovasi yang telah dikembangkan oleh BRIN dan UGM. Megawati tampak antusias saat menyimak presentasi tersebut, menghargai setiap upaya yang dilakukan untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Berbagai produk hasil riset, seperti olahan pangan berbasis teknologi terapan, menarik perhatian Megawati. Dia mengapresiasi inovasi dari para peneliti dan pelaku UMKM yang turut berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi berbasis riset.
Dalam hal ini, megawati mengingatkan bahwa transformasi inovasi menjadi produk yang dapat dipasarkan adalah langkah yang sangat penting. Ini menunjukkan bagaimana riset memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.