Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjalani pertemuan penting dengan keluarga Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono XIII Hangabehi, pada Minggu (2/11). Pertemuan ini berlangsung secara tertutup di Kamar Nyonya yang terletak di kompleks Keraton Surakarta, menunjukkan kedekatan keluarga kerajaan dengan pemerintah.
Gibran hadir bersama Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono XIII serta anak-anak dari Pakubuwono XIII, menandakan kerjasama yang erat antara kedua pihak. Di dalam ruang itu, mereka membahas isu-isu sensitif berkaitan dengan situasi setelah kepergian Raja dari Keraton.
Kehadiran beberapa pejabat seperti Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wali Kota Solo, Respati Ardi, semakin menambah nuansa kebersamaan dalam pertemuan tersebut. Momen ini menunjukkan dukungan yang kuat dari pihak pemerintah terhadap keluarga kerajaan dalam masa duka.
Pertemuan Tertutup dan Atmosfer Emosional
Meskipun pertemuan ini berlangsung tertutup, beberapa detail mulai terungkap sesudahnya. Di depan pintu ruang tersebut, GKR Pakubuwono XIII tampak berbisik kepada Gibran, menunjukkan adanya percakapan yang penuh perhatian. Dialog ini menggambarkan momen emosional di antara mereka.
Gibran memberi respon berupa ungkapan dukungan, “Saya ikut, saya ikut,” yang memberikan indikasi bahwa ada hal-hal penting yang dibahas. Pertemuan itu sendiri hanya berlangsung sekitar sepuluh menit, namun bobot maknanya tentu sangat dalam bagi kedua belah pihak.
Setelah pertemuan tersebut, Gibran bersama rombongan meninggalkan kompleks Keraton. Namun, suasana haru tampak jelas di wajah setiap anggota keluarga yang hadir, menyiratkan betapa kehilangan yang dirasakan oleh semua orang.
Koordinasi Pengamanan untuk Upacara Pemakaman
Putri Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, memberi penjelasan bahwa isi dari pembicaraan mereka belum bisa diungkapkan secara detail. Dia bahkan menyebutkan, “Mboten wantun matur, mangke ndhak kesalahan,” yang artinya kurang lebih dia tidak berani menjelaskan dan tidak ingin keliru dalam memberikan informasi.
Walau demikian, Timoer mengungkapkan bahwa Gibran menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan berkoordinasi mengenai pengamanan untuk upacara pemakaman. Hal ini menunjukkan perhatian serta tanggung jawab Gibran sebagai Wakil Presiden dalam memastikan prosesi berjalan dengan lancar.
Gibran berkomitmen untuk mendukung keluarga Keraton dalam masa sulit ini, memperlihatkan bukan hanya sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai individu yang peka terhadap kondisi sosial. Ini memperkuat hubungan antara kerajaan dan pemerintahan, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat umum.
Waktu dan Prosedur Upacara Pemakaman
Pantauan menunjukkan bahwa mobil Wakil Presiden tiba di pelataran Keraton Surakarta sekitar pukul 15.30 WIB. Dalam waktu yang singkat, Gibran melaksanakan ibadah salat Maghrib sebelum melayat jenazah Pakubuwono XIII, menunjukkan komitmennya terhadap nilai spiritual yang mendalam.
Gibran baru memasuki Sasana Parasdya, tempat jenazah disemayamkan, pada pukul 17.56 WIB. Hal ini menandakan kesungguhan dan respektabilitasnya terhadap tradisi yang ada di Keraton Surakarta.
Selama proses pemakaman, suasana haru dan kesedihan meliputi keluarga dan pengunjung. Keterlibatan Gibran dalam acara tersebut tidak hanya menandakan dukungan resmi, tetapi juga mencerminkan kedekatan emosional dengan keluarga kerajaan dan masyarakat.




