Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba bagi organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Dalam situasi yang penuh dinamika, Rais Syuriyah Mohammad Nuh mengumumkan bahwa Muktamar PBNU akan segera dilaksanakan untuk memilih ketua umum secara definitif.
Muktamar menjadi ajang penting bagi PBNU, dengan pengumuman ini didasari pada rapat Pleno yang telah dilakukan. Di rapat tersebut, KH Zulfa Mustofa ditetapkan sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum menggantikan Yahya Cholil Staquf, menunjukkan adanya transisi kepemimpinan yang signifikan.
Nuh menjelaskan bahwa meskipun jadwal Muktamar belum ditentukan, Pj Ketum Zulfa memiliki tanggung jawab penting. Ia diharapkan memimpin organisasi hingga pelaksanaan Muktamar, yang direncanakan berlangsung sebelum atau mendekati Hari Raya Idul Adha pada 2026.
Persiapan Menuju Muktamar PBNU yang Akan Datang
Rapat ini juga menjadi fondasi untuk menentukan serangkaian agenda penting yang akan berlangsung sebelum Muktamar. Sebuah rangkaian acara, termasuk peringatan satu abad NU, akan menjadi sorotan utama yang dipersiapkan dengan seksama.
Acara peringatan yang dijadwalkan pada 31 Januari 2026 akan menandai tonggak sejarah dalam perjalanan NU. Persiapan untuk kegiatan ini diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi, baik bagi pengurus maupun anggota NU di seluruh Indonesia.
Muktamar kali ini akan menjadi momen yang krusial, karena bukan hanya tentang pemilihan ketua umum, tetapi juga tentang pembaruan visi dan misi organisasi. Dengan agenda yang berimpitan, setiap anggota diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam proses ini.
Transisi Kepemimpinan dalam Bodi PBNU
Pemilihan Pj Ketum Zulfa menjadi sorotan, terutama karena situasi internal yang sedang berlangsung di PBNU. Pengumuman ini disambut dengan berbagai reaksi dari fungsionaris dan pengurus lainnya, menunjukkan adanya ketegangan di dalam organisasi.
Kubu Gus Yahya, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua umum, telah mengungkapkan penolakan terhadap wacana pemakzulan. Menurut mereka, mayoritas fungsionaris tetap bersikap loyal kepada arahan yang diberikan oleh kiai sepuh dalam organisasi.
Ketiadaan kesepakatan di antara anggota tentang pemilihan ketua umum selanjutnya kemungkinan akan memicu perdebatan lebih lanjut. Muhammad Nuh berharap agar semua pihak ke depan dapat mengedepankan dialog dan menciptakan suasana yang kondusif untuk pemilihan mendatang.
Mewujudkan Semangat Kebangkitan Nahdlatul Ulama
Dalam suasana yang penuh tantangan ini, PBNU diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai organisasi yang mendukung keberagaman dan toleransi. Kegiatan sosial serta keagamaan yang akan dilakukan harus menjadi prioritas untuk mewujudkan semangat kebangkitan.
Pembentukan panitia untuk menyusun agenda muktamar telah menjadi fokus utama, yang diharapkan dapat menarik partisipasi lebih luas. Dengan memperkuat kerjasama antar lembaga dan komunitas, diharapkan hasil yang maksimal dapat diraih.
Kehadiran tokoh-tokoh NU dalam muktamar mendatang juga akan memengaruhi arah dan kebijakan organisasi ke depan. Melalui kolaborasi yang solid, diharapkan PBNU dapat meraih tujuan yang lebih besar dan memberikan kontribusi positif bagi umat dan bangsa.




