Di tengah bencana alam yang melanda Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, masyarakat mengalami kesedihan mendalam akibat banjir bandang dan tanah longsor. Saat ini, upaya pencarian dan penyelamatan tiga korban yang hilang terus dilakukan oleh pihak kepolisian setempat dengan dukungan dari masyarakat.
Kapolda Nusa Tenggara Timur, Irjen Pol Rudi Darmoko, mengungkapkan bahwa pencarian ini melibatkan lebih dari seratus personel, setelah operasi SAR resmi ditutup. Pihaknya berharap pencarian mandiri yang dilakukan bersama anggota masyarakat dapat membuahkan hasil dalam upaya menemukan yang hilang.
Dengan melibatkan berbagai elemen untuk pencarian tersebut, Kapolda menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan instansi terkait dalam menghadapi situasi darurat ini. Mereka berfokus pada lokasi-lokasi yang belum terjamah selama operasi SAR sebelumnya.
Penanganan Korban Banjir Bandang di Nagekeo
Kawasan yang terdampak terdiri dari beberapa desa yang terletak di daerah rawan bencana. Pencarian untuk menemukan korban yang hilang ini menjadi prioritas utama, mengingat dampak emosional yang dirasakan oleh keluarga korban. Upaya pencarian akan dilakukan secara sistematis dengan membentuk beberapa tim khusus di lapangan.
Kapolda juga menginformasikan bahwa akan ada penggunaan peralatan khusus, termasuk alat berat, dalam proses pencarian. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pencarian di lokasi yang sulit diakses.
Rudi menambahkan bahwa penggunaan anjing pelacak dari Mabes Polri turut dilibatkan sebagai upaya untuk memaksimalkan proses pencarian. Kehadiran anjing pelacak diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai keberadaan korban yang hilang.
Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir
Di tengah pencarian, bantuan kemanusiaan terus mengalir untuk meringankan beban masyarakat terdampak bencana. Kapolda NTT, bersama dengan petinggi lainnya, menyerahkan bantuan berupa makanan dan kebutuhan pokok kepada warga. Bantuan itu dibawa dengan menggunakan pesawat dan kapal laut untuk mempercepat distribusi.
Bantuan tersebut mencakup logistik, seperti genset, air mineral, kabel listrik, dan obat-obatan. Bantuan yang diberikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar warga dan memudahkan mereka untuk beraktivitas setelah musibah yang menimpa daerah tersebut.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk memastikan semua kebutuhan warga terpenuhi secepat mungkin, dan terus melakukan pemantauan terhadap situasi pascabencana. Ini adalah bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat dalam situasi sulit.
Statistik dan Detail Korban Bencana Banjir
Data sementara menunjukkan bahwa terdapat beberapa korban jiwa dari kejadian bencana ini. Lima orang dipastikan meninggal dunia, sementara tiga orang masih dalam pencarian. Identitas tiga korban yang hilang terdiri dari dua orang dewasa dan seorang bayi, yakni Mariano Tom Busa Jago (29), Sebastiana alias Estin So’o (42), dan anak perempuan mereka Desiderius Geraldi yang baru berusia enam bulan.
Dalam laporan sebelumnya, juga dicatat bahwa korban meninggal dunia lainnya terdiri dari Remigius Sopi Bela (35), Fancelina Meli Boa (60), dan bayi Kinan Nua. Mereka ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah banjir melanda wilayah tersebut.
Bencana ini dipicu oleh hujan lebat yang melanda daerah tersebut, berpotensi menyebabkan longsor dan banjir bandang. Masyarakat setempat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan.