Kepala Badan Geologi menyatakan bahwa potensi letusan Gunung Semeru di Jawa Timur saat ini masih dalam kondisi fluktuatif. Kenaikan aktivitas gunung berapi ini ditandai oleh peningkatan status menjadi Level IV Awas setelah terjadi erupsi besar beberapa waktu lalu.
Pihak berwenang terus melakukan pemantauan intensif setiap enam jam untuk mengevaluasi kondisi terkini dan aktivitas yang terjadi di sekitar gunung. Hal ini mencakup pengukuran kolom abu yang terlempar, dan pengamatan terhadap aliran lava serta data dari alat instrumental lain yang digunakan.
“Jika kita lihat dari aktivitas yang berlangsung, sepertinya fluktuasi masih mungkin terjadi. Kami memastikan untuk terus memantau perkembangan, baik dari kolom abu yang teramati maupun gempa-gempa seismik,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers virtual.
Proses Pemantauan dan Evaluasi Aktivitas Gunung Semeru
Pemantauan yang dilakukan oleh tim terdiri dari pengamatan visual dan instrumen seperti tiltmeter dan GPS. Setiap enam jam, mereka memperbarui informasi terkait aktivitas gunung untuk memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat. Dengan cara ini, potensi bahaya dapat diminimalisir.
Wafid menjelaskan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, terdapat sepuluh letusan yang teramati dengan tinggi asap berkisar antara 200 hingga 600 meter. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan, tetapi tingkat bahaya dapat dikendalikan dengan pemantauan yang tepat.
Pada erupsi sebelumnya, tinggi asap mencapai 2000 meter, yang menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang. Kejadian ini menegaskan pentingnya sistem pemantauan yang berkelanjutan dan respons cepat terhadap potensi bahaya.
Imbauan kepada Masyarakat untuk Menghindari Daerah Berbahaya
Wafid juga mengimbau masyarakat dan para wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di area sekitar gunung, terutama di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. Pengawasan di daerah ini bertujuan untuk menjaga keselamatan semua pihak.
Penetapan jarak aman ditentukan sejauh 20 km dari pusat erupsi. Selain itu, masyarakat diminta untuk menghindari area dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan guna mengurangi risiko terhadap bencana yang mungkin terjadi lesan banjir lahar.
Imbauan ini merupakan langkah pencegahan yang penting, mengingat bahwa aktivitas gunung dapat berfluktuasi dengan cepat dan tidak terduga. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama dalam situasi seperti ini.
Rekomendasi dan Tindakan Selanjutnya oleh Badan Geologi
Masyarakat yang berada dalam radius aman masih diperbolehkan untuk beraktivitas, namun tetap harus waspada terhadap informasi terbaru dari Badan Geologi. Semua pihak disarankan untuk mengikuti perkembangan situasi yang diumumkan oleh otoritas terkait secara rutin.
Pada Rabu siang, erupsi menghasilkan awan panas yang meluncur jauh lebih dari 13 km ke arah Tenggara Selatan. Meskipun gejala-gejala yang mengarah kepada bencana mulai mereda, status Waspada tetap diberlakukan hingga ada keputusan selanjutnya dari Badan Geologi.
Informasi yang jelas dan transparan sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Melalui komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan risiko yang ada dapat dikelola dengan lebih efektif.




