Setelah terjadi bencana hidrometeorologi yang melanda beberapa daerah di Aceh, terutama Aceh Tengah dan Bener Meriah, situasi menjadi sangat memprihatinkan. Warga setempat kini menghadapi berbagai kesulitan, baik dalam akses kesehatan maupun pemenuhan kebutuhan dasar mereka akibat kerusakan infrastruktur.
Para penyintas bencana yang terpaksa harus berjuang melalui jalur darat yang ekstrem demi mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Keterbatasan akses ini menambah beban psikologis dan fisik yang sudah mereka tanggung sebagai akibat dari bencana tersebut.
Masyarakat setempat meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan, salah satunya dengan membuka posko kesehatan darurat di jalur Kem ruas Jalan KKA yang sering dilalui penyintas bencana. Hal ini bertujuan untuk memberikan bantuan medis yang mendesak bagi mereka yang membutuhkan.
Akses Kesulitan dan Kesehatan yang Terpinggirkan di Aceh
Jalur lintas KKA kini menjadi satu-satunya akses bagi warga Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk mencapai Kota Lhokseumawe. Di sepanjang jalur ini, ribuan orang berusaha untuk mendapatkan sembako dan kebutuhan lainnya yang semakin sulit ditemukan.
Ketua Posko Rakyat, Mahlizar, menekankan pentingnya pendirian posko kesehatan di area tersebut. Pasalnya, banyak penyintas yang mengalami kelelahan serta cedera akibat perjalanan panjang dengan medan yang ekstrem.
Situasi semakin memprihatinkan ketika warga terpaksa berjalan kaki hingga lima jam untuk mencapai lokasi tujuan. Waktu perjalanan yang panjang ditambah kondisi jalan yang berat semakin meningkatkan risiko kesehatan, terutama bagi lansia dan anak-anak yang mungkin tidak mampu menempuh jarak tersebut.
Usaha Masyarakat untuk Bertahan di Tengah Kesulitan
Meskipun dalam kondisi sulit, masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah menunjukkan semangat juang yang tinggi. Mereka berinisiatif untuk menerobos jalur lintas KKA walaupun harus menempuh medan yang berbahaya dan melelahkan. Dengan berjuang melawan rintangan, para warga ini menunjukkan ketahanan dalam menghadapi bencana.
Salah satu warga Takengon, Heri, menggambarkan pengalamannya saat ia dan dua kerabatnya berusaha mengambil risiko hanya untuk membeli beras dan bahan sembako. Ia menekankan bahwa menunggu bantuan dari pemerintah bukanlah pilihan, karena kebutuhan sehari-hari sangat mendesak.
Hampir tiga minggu pascabencana, banyak rumah tangga yang mengalami kekurangan bahan pangan. Mereka berusaha mencari solusi alternatif meskipun dengan resiko yang diambil sangat tinggi.
Pentingnya Tindakan Cepat dari Pihak Berwenang
Keberadaan posko kesehatan darurat menjadi sangat penting, mengingat banyak penyintas yang mengalami kesehatan yang menurun akibat kondisi perjalanan yang berat. Beberapa pihak, termasuk masyarakat lokal, telah mengajukan permohonan untuk mendirikan posko tersebut secepatnya.
Penting bagi pemerintah daerah untuk mendengar dan merespons kebutuhan masyarakat dalam situasi darurat ini. Memastikan akses kesehatan dan pangan yang memadai menjadi tanggung jawab bersama yang tidak dapat diabaikan.
Pendanaan dan sumber daya untuk mendukung inisiatif ini perlu segera diprioritaskan, sehingga masyarakat mendapat bantuan yang diperlukan untuk bertahan dalam situasi sulit ini. Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dan lembaga kemanusiaan juga akan sangat membantu.




