Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan bahwa buku sejarah Indonesia saat ini masih dalam proses penyuntingan. Buku ini ditargetkan selesai pada Agustus 2025 untuk merayakan hari ulang tahun Indonesia yang ke-80.
“Laporan terakhir dari tim menjelaskan bahwa sekarang adalah proses editing. Menulis dan mengedit adalah dua hal berbeda,” ungkap Fadli di Jakarta pada Jumat, 24 Oktober.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, dirinya belum menerima salinan dari buku tersebut. Hal ini disebabkan karena penulisannya dilakukan secara independen oleh para ahli di bidangnya.
Fadli berharap buku yang direncanakan dalam 10-11 jilid tersebut bisa rampung dan siap dipublikasikan pada Desember 2025.
“Semoga buku ini bisa diluncurkan pada tanggal 14 Desember, bertepatan dengan Hari Sejarah,” kata Fadli dengan penuh harapan.
Keterlibatan Sejarawan dalam Penyusunan Buku Sejarah
Proses penulisan buku ini melibatkan sekitar 112 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia. Mereka berkolaborasi untuk memastikan bahwa isi buku mencakup berbagai aspek penting dan perspektif yang beragam mengenai sejarah bangsa.
Naskah buku ini telah menjalani uji publik di beberapa universitas, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Padang. Uji publik ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari berbagai kalangan akademis.
Fadli menjelaskan bahwa buku ini akan memperkenalkan temuan baru yang dapat menggugah pemahaman masyarakat tentang sejarah Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda.
Dengan kehadiran buku ini, Fadli berharap masyarakat Indonesia dapat melihat sejarah dari sudut pandang yang lebih kritis dan independen, bukan hanya melalui narasi yang ada sebelumnya.
Inisiatif ini juga bertujuan untuk mempertajam identitas nasional, memberikan gambaran yang lebih utuh tentang perjalanan bangsa dalam konteks sejarah dunia.
Pentingnya Perspektif Indonesia dalam Penyajian Sejarah
Fadli menekankan bahwa penting bagi pemerintah untuk menulis buku sejarah dari perspektif Indonesia, menggantikan narasi yang sering dipengaruhi oleh pandangan kolonial. Ini akan memberikan pengakuan yang lebih adil terhadap peran dan kontribusi berbagai elemen masyarakat sepanjang sejarah.
Penyajian sejarah dari sudut pandang lokal diharapkan dapat menghapus stigma dan pandangan negatif yang sering melekat. Hal ini penting untuk memperkuat rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
Proses penyuntingan yang teliti diharapkan dapat menghasilkan buku yang tidak hanya faktual tetapi juga menarik untuk dibaca. Buku ini diharapkan menjadi referensi utama bagi pelajar dan masyarakat umum.
Sehingga, ke depannya semua elemen bangsa dapat belajar dari sejarah dan mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dalam konteks global yang semakin kompleks saat ini.
Melalui pendekatan yang lebih inklusif ini, diharapkan buku sejarah Indonesia mampu menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi semua lapisan masyarakat.
Menyongsong Masa Depan dengan Memahami Sejarah
Fadli meyakini bahwa pemahaman yang mendalam tentang sejarah sangat penting bagi masa depan bangsa. Hal ini akan membantu generasi muda untuk menghadapi tantangan yang ada dengan lebih percaya diri.
Masyarakat yang memahami sejarahnya sendiri akan lebih mampu untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam membangun negara. Dengan demikian, buku ini bukan hanya sebuah karya tulis, tetapi juga investasi jangka panjang untuk pendidikan bangsa.
Melalui peningkatan kesadaran sejarah, masyarakat diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang lebih baik dan relevan dengan kondisi saat ini. Fadli percaya bahwa sejarah adalah guru terbaik bagi umat manusia.
Oleh karena itu, penyampaian informasi yang tepat dan akurat dalam buku ini menjadi sangat penting. Jangan sampai sejarah yang salah dapat membentuk pola pikir yang keliru di kalangan generasi muda.
Dengan adanya buku ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat melangkah maju dengan lebih sadar akan warisan sejarahnya dan berkontribusi positif dalam lingkungan sosial dan budaya.




