Di tengah tekanan perubahan iklim, Jakarta kembali menghadapi tantangan besar: banjir. Pada Selasa pagi, sebanyak 20 rukun tetangga (RT) terendam air akibat meluapnya Sungai Ciliwung, yang menunjukkan rentannya ibu kota terhadap bencana alam ini.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan debit air. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, yang mencatat status Waspada/Siaga 3 pada Senin malam.
Banjir yang melanda Jakarta Selatan dan Jakarta Timur ini adalah pengingat akan pentingnya upaya mitigasi bencana. Sungai Ciliwung, yang selama ini menjadi kawasan rawan banjir, kembali menunjukkan dampak nyata dari pergantian cuaca yang ekstrem.
Tanda Bahaya dari Meluapnya Sungai Ciliwung di Jakarta
Data menunjukkan bahwa pada Senin malam, Bendung Katulampa juga berada dalam status Waspada. Hal ini dipicu bukan hanya oleh curah hujan di Jakarta, tetapi juga di wilayah hulu, yang turut berkontribusi terhadap tingginya debit air.
Pada pukul 21.00 WIB, Pos Pantau Depok mengkonfirmasi kondisi yang memperburuk situasi. Genangan air mulai mengganggu aktivitas masyarakat dan menyebabkan sejumlah kerugian material.
Menurut BPBD, peningkatan debit air di sungai-sungai utama tidak bisa dianggap remeh. Jika tidak ditangani dengan baik, potensi banjir dapat merusak infrastruktur dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Wilayah Terdampak dan Ketinggian Air yang Mengkhawatirkan
Sebanyak 20 RT yang terendam meliputi area strategis di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di Jakarta Selatan, dua RT dengan ketinggian air sekitar 60 cm melaporkan dampak yang cukup signifikan.
Sementara itu, Jakarta Timur paling parah tertimpa hujan dengan lima RT di Kelurahan Bidara Cina terendam hingga 120 cm. Kondisi ini memaksa warga untuk mencari tempat yang lebih tinggi guna menghindari banjir.
Di Kelurahan Kampung Melayu, empat RT juga merasakan dampak serupa dengan ketinggian air mencapai 100 cm. Keadaan ini memaksa otoritas setempat untuk mempercepat upaya evakuasi warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Tindakan Darurat dan Respons Pemerintah dalam Menghadapi Banjir
Pemerintah setempat telah mengerahkan tim tanggap darurat untuk menanggulangi situasi ini. Tim tersebut terdiri dari petugas BPBD, pemadam kebakaran, dan relawan yang siap membantu warga terdampak.
Langkah-langkah evakuasi dilakukan untuk menjamin keselamatan masyarakat. Pengaturan lalu lintas di sejumlah titik juga diberlakukan guna mengantisipasi kemacetan akibat banjir.
Selain penanggulangan darurat, terdapat rencana jangka panjang yang diperkenalkan untuk meningkatkan sistem drainase kota. Rencana ini diharapkan dapat mengurangi dampak serius banjir di masa mendatang.




