Keluarga warga negara asing asal Australia, Byron James Dumschat, menyampaikan kejanggalan terkait pemulangan jasad yang terjadi setelah kematiannya. Jasad tersebut dipulangkan tanpa organ jantung dari Bali, meninggalkan pertanyaan yang mengguncang keluarga dan masyarakat di tempat asalnya.
Situasi ini menjadi semakin rumit ketika kuasa hukum keluarga menjelaskan bahwa jasad tersebut dipulangkan tanpa jantung hampir empat minggu setelah kematiannya. Penjelasan mengenai kematian dan proses pemulangan jasad sangat penting bagi pihak keluarga yang merasa dirugikan.
Pihak rumah sakit di Bali, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr IGNG Ngoerah, juga mulai memberikan penjelasan terkait hal ini untuk menjernihkan situasi yang berkembang. Menurut mereka, proses autopsi yang dilakukan sesuai dengan prosedur standar, tetapi ada faktor yang harus dipertimbangkan khususnya dalam kasus organ yang diambil.
Pemulangan Jasad Tanpa Jantung Menjadi Sorotan
Byron James Dumschat dilaporkan ditemukan meninggal di sebuah villa di Badung, Bali, pada 26 Mei 2025. Proses pemulangan jasad ke Australia berlangsung hingga menjelang pemakaman, dan saat itulah pihak keluarga terkejut karena menemukan bahwa jantung korban tidak ada.
Fakta ini membuka pintu untuk spekulasi mengenai alasan di balik penahanan jantung tersebut. Kuasa hukum keluarga, Ni Luh Arie Ratna Sukasari menjelaskan bahwa tidak ada persetujuan dari pihak keluarga untuk penahanan organ jantung tersebut, yang semakin menambah rasa ketidakpastian di tengah duka yang dialami oleh keluarga.
Berdasarkan keterangan dari Ratna, RSUP Ngoerah mengatur pemulangan jantung tanpa memberikan klarifikasi kepada pihak keluarga. Hal ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak agar tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Proses Autopsi dan Penjelasan dari Rumah Sakit
Pihak RSUP Prof dr IGNG Ngoerah memberikan penjelasan bahwa autopsi yang dilakukan pada 4 Juni 2025 adalah bentuk tanggung jawab medis dan hukum. Mereka menegaskan bahwa prosedur autopsi telah dipatuhi dengan baik dan merupakan bagian dari sistematika yang berlaku dalam situasi seperti ini.
Direktur Medik dan Keperawatan, dr I Made Darmajaya, menyatakan bahwa pengambilan organ seperti jantung memerlukan analisis mendalam yang tidak instan. Proses tersebut tepat dilakukan sesuai prosedur supaya hasil autopsi akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pemeriksaan jantung membutuhkan waktu yang cukup lama, dan hasilnya harus dipastikan sebelum pengembalian ke pihak keluarga. Pengembalian jantung ke Australia, yang terpisah dari tubuh korban, bukanlah tindakan sembrono, melainkan hasil dari prosedur medis yang hati-hati.
Respon dari Pemerintah dan Keluarga Korban
Menanggapi situasi ini, pemerintah Australia menyatakan bahwa mereka memberikan bantuan kepada keluarga Dumschat. Mereka tengah mempertanyakan prosedur yang dilalui dalam pemulangan jasad dan penahanan organ.
Keluarga Dumschat juga menyampaikan kekhawatiran mereka. Ibu korban, Chantal Haddow, mengaku curiga ada sesuatu yang tidak beres terkait kejadian yang dialami putranya, terutama terkait fakta bahwa jantungnya tidak ada saat jasad dipulangkan.
Kekhawatiran tersebut mencerminkan perlunya transparansi dalam proses medis. Keluarga berharap agar pihak berwenang di kedua negara dapat bekerja sama untuk memberikan penjelasan yang memadai dan berkeadilan.