Kapal ambulans yang dilaporkan hilang kontak di Selat Makassar, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, akhirnya ditemukan terdampar di Selat Madura, Jawa Timur. Kapal tersebut ditemukan dalam kondisi selamat, bersama tiga orang awaknya yang selamat tanpa cedera.
Para awak kapal, yang terdiri dari M. Tahir, Najamuddin, dan Hasri, terombang-ambing di lautan sebelum akhirnya terdampar di kawasan permukiman penduduk. Penemuan kapal ambulans ini merupakan berita baik setelah sempat menghilang selama beberapa waktu.
Penemuan Kapal Ambulans Setelah Berhari-hari Hilang Kontak
Kapal yang dinakhodai M. Tahir dan dua anak buah kapalnya tersebut hilang kontak saat berlayar dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang. Kejadian ini berlangsung pada Senin, 13 Oktober, dan kapal tak kunjung tiba hingga malam hari sesuai estimasi waktu perjalanan yang diperkirakan delapan jam.
“Kami masih belum bisa memastikan secara pasti penyebab hilangnya kontak, apakah ada kerusakan pada mesin atau faktor lainnya,” ungkap Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Andi Sultan. Pihaknya juga melakukan beragam upaya untuk mendapatkan keterangan lebih jauh mengenai situasi tersebut.
Selama tujuh hari, Basarnas dan tim gabungan melakukan pencarian di lokasi-lokasi sekitar perairan Pangkep, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal dan penumpang. Operasi pencarian akhirnya dihentikan pada 21 Oktober setelah tidak ada perkembangan yang signifikan.
Kondisi dan Fungsi Kapal Ambulans Sebelum Hilang
Kapal ambulans ini dirancang untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terpencil dan mampu menampung hingga 18 penumpang. Kapal ini merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam memberikan layanan kesehatan bagi penduduk yang tinggal di lokasi sulit dijangkau.
Sebelum menghilang, kapal ini berangkat dari Pulau Tinggalungan, dan perjalanan ke Pulau Dewakkang merupakan salah satu rute rutin. Namun, jadwal perjalanan tidak dapat terpenuhi, yang menambah kekhawatiran di kalangan keluarga dan pihak berwenang.
Begitu ditemukan, kapal tersebut dalam kondisi rusak ringan, dan kini tengah dalam proses perbaikan sebelum kembali berlayar ke Sulawesi Selatan. Penting untuk memastikan bahwa kapal dapat berfungsi dengan baik agar dapat melayani masyarakat dengan optimal.
Keselamatan dan Pertolongan kepada Awak Kapal
“Hal terpenting adalah seluruh awak kapal dalam keadaan selamat,” tegas Andi Sultan saat memberikan rilis resmi mengenai penemuan kapal. Pihak Basarnas telah memastikan bahwa meskipun kapal mengalami masalah, yang paling utama adalah keselamatan para awak yang terlibat.
Setelah ditemukan, mereka mendapatkan perhatian dan bantuan segera. Hal ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga keselamatan setiap individu yang berada di tengah lautan, terutama dalam situasi darurat seperti ini.
Koordinasi berlanjut antara Basarnas dan pihak terkait untuk memastikan bahwa perjalanan kembali ke tujuan tidak mengalami kendala. Situasi ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan kolaborasi dalam penanganan masalah di perairan.




