Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini mengungkapkan perhatian serius terhadap insiden keracunan massal yang melibatkan 331 orang. Insiden ini terjadi di Kota SoE, di mana masyarakat yang memperoleh makanan bergizi gratis terbukti mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan tersebut.
Pemeriksaan terhadap sampel makanan dan air yang digunakan dalam proses memasak telah dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti keracunan. Sampel ini dikirim ke Balai POM Kupang guna mendapatkan hasil yang akurat terkait insiden tersebut.
Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay, menegaskan pentingnya hasil pemeriksaan tersebut. “Kami berharap hasilnya dapat mengungkap penyebab utama keracunan ini sehingga langkah pencegahan dapat diambil,” ujarnya dalam keterangannya.
Tindakan Segera Dari Dinas Kesehatan TTS
Dalam upaya melakukan pengawasan yang lebih ketat, Dinas Kesehatan TTS telah merencanakan pembentukan tim khusus. Tim ini akan bertugas untuk memantau kondisi dapur umum dan memastikan bahwa situasi serupa tidak terulang di masa mendatang.
Menurut data, hingga malam hari setelah kejadian, tidak ada laporan tambahan mengenai korban keracunan. Namun, langkah-langkah preventif tetap menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah.
Pihak Dinas Kesehatan juga mengingatkan semua pihak untuk belajar dari pengalaman ini. “Rapat koordinasi akan dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada,” kata Army lebih lanjut.
Gejala dan Perawatan Korban Keracunan Massal
Korban keracunan melaporkan berbagai gejala, termasuk mual, muntah, dan diare. Gejala ini umumnya muncul setelah mereka mengkonsumsi makanan dari dapur umum yang terindikasi sumber masalah.
Untuk menangani kejadian ini, empat posko kesehatan telah didirikan di lokasi-lokasi strategis. Posko RSUD SoE menjadi yang terbesar, merawat lebih dari seratus pasien yang terkena dampak.
Tim medis di masing-masing posko berusaha keras untuk memberikan perawatan yang terbaik kepada para korban. Pengawasan terhadap perkembangan kesehatan mereka telah dilakukan secara berkala.
Data Lokasi dan Jumlah Korban Keracunan
Berdasarkan informasi yang diterima, terdapat sebaran korban dari berbagai sekolah dan posyandu di Kota SoE. Sebagai contoh, SD GMIT Soe 2 menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak, mencapai 195 orang.
Berikut adalah daftar lokasi dan jumlah korban yang mengalami keracunan: di SD Oenasi terdapat 44 orang, sementara di SD Inpres Soe tercatat 33 orang terdampak keracunan.
Pihak terkait menyebutkan bahwa dapur umum yang bertanggung jawab berada di bawah Yayasan Peduli Timorana Mandiri. Menurut data, total ada 3026 penerima manfaat yang terlapor dari 12 lokasi yang mendapatkan makanan ini.




