Upaya penguatan standar keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini memasuki fase inovasi yang menarik dengan penerapan teknologi baru. Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bogor Tamansari Sukamantri, sebuah oven pengering ompreng telah diperkenalkan sebagai langkah signifikan untuk meningkatkan prosedur higienitas dalam produksi makanan.
Penerapan oven ini tidak hanya memperbaiki alur kerja dapur, tetapi juga membantu memastikan pengeringan peralatan yang lebih merata. Hal ini sangat penting untuk memenuhi standar sanitasi yang lebih ketat, yang akan meningkatkan keamanan pangan secara keseluruhan.
Inovasi ini bertujuan untuk menjaga kebersihan peralatan distribusi makanan, mengurangi risiko kontaminasi silang, serta mempercepat proses kerja di fasilitas dengan kapasitas produksi tinggi. SPPG Sukamantri telah menjadi contoh modern dapur produksi yang patut dicontoh oleh unit-unit lain di seluruh Indonesia.
Keunggulan Oven Pengering Ompreng dalam Proses Produksi
Penggunaan oven pengering ompreng di SPPG Sukamantri memperlihatkan keunggulan dalam hal efisiensi dan efektivitas kerja. Dengan teknologi ini, langkah produksi makanan menjadi lebih cepat tanpa mengorbankan standar kebersihan. Berbagai jenis peralatan kini dapat dikeringkan dengan cara yang lebih aman dan bersih.
Kepala Biro Hukum dan Humas, Khairul Hidayati, menilai langkah ini sebagai peningkatan signifikan untuk standarisasi hygienis di dapur produksi. “SPPG Sukamantri adalah pionir dalam mengadaptasi teknologi tepat guna untuk meningkatkan keamanan pangan,” jelasnya.
Inovasi ini menjadi tolok ukur penting dalam modernisasi dapur, dengan tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan produksi besar, tetapi juga menjaga kualitas makanan yang disajikan. Kesehatan masyarakat bergantung pada kualitas gizi yang diterima, sehingga langkah-langkah ini sangat krusial.
Penerapan Sanitasi Terpadu dalam Memastikan Kebersihan
Selain penerapan oven pengering ompreng, SPPG Sukamantri juga melaksanakan sanitasi terpadu yang berfokus pada kebersihan alat dan proses produksi. Penataan alur satu arah dalam produksi akan meminimalisir risiko kontaminasi yang mungkin terjadi di dapur. Pendekatan holistik ini mencakup pemeriksaan kualitas makanan secara berkala.
Dengan sistem sanitasi yang terintegrasi, fasilitas ini mampu memenuhi permintaan produksi harian yang besar tanpa mengurangi aspek keamanan pangan. SPPG Sukamantri telah berhasil membuktikan bahwa modernisasi tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang proses yang efisien dan aman.
Melalui penerapan ini, SPPG Sukamantri yakin bahwa keamanan pangan dapat terpenuhi dengan baik. Keberhasilan mereka menjadi contoh yang bisa diadopsi oleh SPPG lain di seluruh negeri dalam meningkatkan kualitas makanan yang diberikan kepada masyarakat.
Dukungan BGN untuk Penerapan Teknologi dalam Keamanan Pangan
BGN berkomitmen untuk mendorong penerapan teknologi serupa di lebih banyak SPPG dalam upaya meratakan standar produksi. “Kami ingin inovasi ini menjadi standar baru untuk semua SPPG di Indonesia,” kata Khairul Hidayati. Langkah ini menunjukkan bahwa peningkatan keamanan pangan tidak hanya bisa dicapai dengan kebijakan, tetapi juga dengan adopsi teknologi yang tepat.
Dengan dukungan dari BGN, SPPG Sukamantri menjadi model yang dapat direplikasi. Dalam dunia yang semakin digital, penerapan teknologi dalam proses produksi sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan keamanan dalam waktu yang bersamaan.
Keberhasilan dan langkah maju yang diambil oleh SPPG Sukamantri diharapkan mampu menginspirasi unit-unit SPPG lainnya untuk mengadopsi teknologi yang serupa. Dalam konteks ini, BGN berperan sebagai pendorong penting yang terus mendorong inovasi dalam sektor keamanan pangan.




