Hujan lebat yang menerjang Kabupaten Dompu di Nusa Tenggara Barat pada akhir pekan lalu telah menimbulkan bencana banjir yang merugikan banyak warga. Kerugian ini tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari, tetapi juga berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut yang menjadi sumber penghasilan masyarakat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dompu melaporkan bahwa ratusan rumah terendam air, sementara sejumlah hektare lahan pertanian juga terancam. Cukup banyak wilayah yang terpengaruh, menggambarkan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh fenomena cuaca ekstrem ini.
Kepala BPBD Kabupaten Dompu, Wan Muhtajun, mengungkapkan bahwa empat kecamatan mengalami banjir dengan ketinggian air yang beragam, antara 20 hingga 70 sentimeter. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dan pentingnya langkah-langkah mitigasi yang efektif.
Detail Kejadian Banjir dan Wilayah Terdampak di Dompu
Wilayah-wilayah yang terendam terkena dampak bencana ini terdiri dari Kecamatan Dompu, Kempo, Woja, dan Hu’u. Di setiap kecamatan, berbagai desa mengalami kerugian yang cukup signifikan akibat curah hujan yang tinggi.
Sebagai contoh, di Kecamatan Dompu, daerah yang paling parah terdampak termasuk Desa Mbawi serta Kelurahan Potu dan Bada. Sementara itu, di Kecamatan Woja, beberapa titik di Kelurahan Kandai Dua dan Simpasai juga tidak terhindar dari genangan air.
Dalam laporan yang sama, di Kecamatan Kempo, sebanyak 75 rumah terendam di Desa Tolokalo. Begitu juga di Kecamatan Hu’u, di mana tujuh rumah mengalami kebanjiran, menunjukkan bahwa hampir semua desa mengalami tekanan yang sama akibat hujan yang terus menerus.
Dampak pada Perumahan dan Lahan Pertanian di Daerah
Lebih dari 340 kepala keluarga terkena dampak dari bencana ini, dengan informasi bahwa ketinggian air mencapai hingga 70 sentimeter di beberapa lokasi. Tidak hanya rumah yang terendam, tetapi banyak juga lahan pertanian yang rusak.
Contohnya, sekitar 10 hektare sawah di Desa Baka Jaya dan 50 hektare di Desa Wawonduru terendam air. Ini merupakan kerugian besar bagi para petani yang bergantung pada hasil panen setiap tahunnya untuk kelangsungan hidup.
Selain merusak lahan pertanian, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur, seperti sayap jembatan di Desa Hu’u yang longsor sepanjang enam meter. Longsor juga terjadi di jalanan di Desa Riwo yang mempersulit transportasi di wilayah itu.
Prediksi Cuaca dan Langkah Mitigasi Selanjutnya
Setelah banjir surut, pihak BPBD tetap siaga menanggapi kemungkinan hujan lebih lanjut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi terkait potensi hujan sedang hingga lebat yang mungkin terjadi lagi di beberapa wilayah Dompu.
Situasi ini mengharuskan semua pihak untuk tetap waspada dan bersiap jika bencana serupa kembali terjadi. Langkah-langkah pencegahan dan perbaikan infrastruktur menjadi sangat penting untuk mencegah kerugian lebih lanjut di masa depan.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi mengenai kesiapsiagaan bencana. Hal ini termasuk bagaimana cara mengantisipasi, menghadapi, dan segera memulihkan diri setelah bencana terjadi.




